Fakta menyedihkan kali ini dipaparkan oleh Onno W. Purbo mengenai situasi pendidikan Indonesia. Dalam tulisan statusnya baru-baru ini di Facebook, Kang Onno menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak menjamin para individunya dapat menempuh pendidikan hingga jenjang kuliah.
Data per tahun menunjukkan bahwa dari input 5,5 juta jiwa ke jenjang SD, hanya menghasilkan output 600.000 ke jenjang S1. “Jadi, DIKNAS menjamin 90% (orang) Indonesia tidak mungkin S1…”, papar Kang Onno dalam kesimpulan statusnya.
Jika kita telaah bersama-sama, sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kuantitas peserta didik yang melanjutkan ke jenjang S1.
- Jenjang S1 yang mahal.
Faktor biaya jelas menjadi penghambat utama seseorang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Umumnya peserta didik memutuskan langsung bekerja selepas lulus SMP atau SMA. - Faktor kebutuhan ekonomi.
Poin ini jelas berhubungan dengan poin pertama. Himpitan ekonomi menyebabkan seseorang terpaksa bekerja demi membantu keluarganya, walau sebenarnya ia ingin kuliah. - S1 dipandang tidak penting.
Di lapangan, perusahaan kadang lebih suka merekrut lulusan SMK ketimbang sarjana. Alasannya, tentu saja standar gaji yang lebih rendah namun tetap dengan kualitas yang sama (fresh graduate). - Industri Kerja Tidak Berkembang
Industri kerja yang kurang berkembang menyebabkan perusahaan hanya membutuhkan karyawan sebatas lulusan SMK/SMA saja. Keberadaan sarjana tidak dapat dieksploitasi dengan baik membuat orang enggan lanjut ke S1.
Jadi ketika kita berbicara pendidikan, tentu saja sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi suatu negara. Kemudian jika kita berbicara mengenai ekonomi, tentu saja pembicaraan mengenai situasi politik menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan. Pendidikan merupakan hal yang kompleks, dan pembenahan yang dilakukan tidak bisa secara parsial.
Gambar dari: ut.ac.id
Sistem pendidikan saat ini. input 5.5 jt / th ke SD, output 600.000 S1 / th. Jadi DIKNAS menjamin 90% Indonesia tidak mungkin S1
Posted by Onno W. Purbo on Sunday, 4 October 2015
Leave a Reply