Apa jadinya jika Angkatan Laut Amerika (Navy) harus membayar 120 Miliar Rupiah kepada Microsoft agar mau memberikan support tambahan terhadap sistem operasi (OS) Windows XP yang mereka gunakan.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Microsoft telah menghentikan dukungannya pada OS Windows XP sejak April 2014 lalu. Selanjutnya, mereka menyarankan kepada para pengguna Windows XP untuk beralih (migrasi) ke Windows 7 atau 8.
Atas dasar itulah pihak Navy terpaksa membayar Microsoft agar tetap dapat memberikan berbagai support keamanan dan kompatibilitas, paling tidak sampai Juli 2016 mendatang. Terdapat pula klausul perpanjangan hingga tahun 2017 jika Navy masih membutuhkan dukungan tersebut.
Namun, persoalan migrasi tidak semudah itu dan tentunya memiliki banyak kendala. Selain Navy, berbagai mesin ATM di dunia pun sebagian besar masih menggunakan OS lawas milik Microsoft tersebut.
Di sinilah kelemahan utama jika Anda menggunakan perangkat lunak proprietary (tertutup). Karena kode pengembangan tidak terbuka, tidak semua orang dapat mengembangkan dan memperbaiki software tersebut dalam jangka waktu ke depan. Selain itu, kita jadi tergantung pada perbaikan dan dukungan yang dibuat oleh si pembuat software saja.
Hebatnya lagi bagi Microsoft, ketergantungan kepada produk-produk mereka dapat berujung pada monopoli melalui praktik-praktik hegemoni yang dikemas sedemikian rupa. Misalnya, MoU khusus antara Microsoft dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menggunakan Microsoft dalam berbagai infrastruktur pusat datanya. Selanjutnya, Microsoft akan memberikan “bonus-bonus” tertentu yang ujungnya akan mengarahkan Anda pada ketergantungan produk-produk mereka.
Bacaan lanjutan:
http://www.geek.com/microsoft/u-s-navy-spending-millions-to-keep-using-windows-xp-1626116/
Microsoft Banting Harga Surfaces Duo hingga $1000
Newegg Cabut Larangan Nama ‘Mohammad’ di Situsnya
Mengapa Microsoft Masih Menyediakan Layanan Bing?
Di Amerika, Microsoft Beri Hadiah Musik Gratis Bagi Pengguna Windows 10
Leave a Reply