Deteksi kanker sedini mungkin sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien, terutama dalam mencegah penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Namun, bagaimana jika dokter tidak bisa melihat tanda-tanda awal kanker yang sudah ada di dalam diri pasien.
Kini, kekhawatiran itu bisa sedikit ditepis. Baru-baru ini, para peneliti di Massachusetts mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi tanda-tanda kanker paru-paru, bahkan hingga bertahun-tahun sebelum dokter bisa melakukan diagnosa secara sempurna.
Alat AI ini diberi nama Sybil dan ia bekerja dengan cara memindai hasil computerized tomography (CT) scan dari organ paru-paru pasien. Selanjutnya, Sybil menganalisis gambar 3D paru-paru pasien dan mencari pertumbuhan dan pola yang sangat kecil di luar jangkauan mata manusia.
Kemudian, hasil temuan ini akan dinilai apakah seorang pasien berpotensi memiliki kanker paru-paru dalam satu hingga enam tahun ke depan atau tidak. Dalam serangkaian penelitian yang menggunakan ribuan data CT sukarelawan, tingkat akurasi Sybil ditemukan berkisar antara 75% dan 94%.
Letak paru-paru sendiri berada jauh di dalam tubuh sehingga tidak dapat dengan mudah dilihat atau dirasakan. Metode deteksi dini secara konvensional kurang efektif untuk mendeteksi kanker paru-paru sehingga satu-satunya cara untuk melihat organ paru-paru di bagian dalam tubuh adalah melalui CT scan.
Namun, kadang-kadang hasil CT scan terlalu kecil atau halus untuk ditangkap oleh mata telanjang. Ini berarti sel kanker paru-paru tidak terdeteksi sampai pasien mengalami gejala seperti nyeri dada atau sesak napas. Sayangnya jika sudah sampai pada titik ini, kanker sudah jauh lebih sulit untuk diobati. Sybil mampu mengidentifikasi pola halus yang sulit diidentifikasi oleh mata manusia dan membuat analisis apakah pasien berpotensi memiliki kanker atau tidak.
Bacaan lanjutan:
ascopubs.org
Leave a Reply