Tahun ini memaksa penggunaan aplikasi konferensi video menjadi intens. Penyebabnya, tentu saja penyebaran virus Covid-19 yang kian memprihatinkan sehingga memaksa setiap karyawan bekerja di rumah (WFH). Tidak hanya pekerjaan, kegiatan di bidang pendidikan pun dilakukan di rumah oleh para guru dan siswa.
Salah satu aplikasi meeting yang cukup “booming” adalah Zoom. Ia dikenal karena kemudahan interface dan bandwidth latency yang lebih baik daripada aplikasi sejenis (Google Meet, Cisco Webex, dsb). Belum lagi fitur “green screen” yang sangat digandrungi para kawula muda.
Sayangnya aplikasi Zoom ternyata menjadi mimpi buruk. Aplikasi ini ternyata memiliki sejumlah masalah keamanan dan privasi, yang pada akhirnya memaksa perusahaan untuk menangguhkan pengenalan fitur-fitur baru dan lebih fokus untuk memperbaiki aplikasi.
Kabar baiknya, perusahaan telah membuat beberapa langkah besar dalam rilis Zoom versi 5.0. Sejumlah fitur keamanan dan privasi ditingkatkan oleh perusahaan, seperti enkripsi ACM 256-bit GCM yang membantu melindungi data saat dalam perjalanan.
Admin akun sekarang dapat memilih wilayah pusat data mana yang digunakan rapat mereka. Ini adalah pembaruan dari laporan sebelumnya di mana ditemukan bahwa beberapa panggilan Zoom dialihkan ke China, yang mengarah ke masalah privasi. Zoom juga akan mengaktifkan Ruang Tunggu dan kata sandi secara default, sehingga mengurangi potensi “Zoom bombing”.
Sumber:
Zoom Blog