Coronavirus Dapat Bersarang di Layar Ponsel Hingga 28 Hari

Kita sering mendengar bahwa layar ponsel banyak mengandung bakteri karena tangan kita sering memegang permukaan tersebut. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa layar ponsel kita mungkin lebih kotor daripada dudukan toilet.

Namun, penelitian baru-baru ini dari Badan Sains Nasional Australia tampak cukup mencengangkan. Mereka mengatakan bahwa virus corona dapat bertahan di layar ponsel selama 28 hari. Tapi, perlu dicatat bahwa kondisi ini berlaku dalam suasana gelap dan juga suhu 20 derajat celcius.

Jika terpapar di bawah sinar ultraviolet, beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa virus corona dapat terbunuh. Meski begitu, khasil penelitian ini juga perlu mendapat perhatian. Sebab, ada banyak permukaan (baik itu kaca dan plastik) di sekitar kita yang tidak selalu terkena sinar ultraviolet. Selalu menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan merupakan solusi terbaik untuk saat ini.

Sumber:
BBC

Read More

Alienware Aurora R11 Kini dengan RTX 30XX

Pada September lalu, NVIDIA membuat gebrakan dengan merilis (graphic processing unit) GPU seri RTX 30xx terbaru milik mereka. GPU ini sangat kuat (dan juga mahal) dan layak untuk dimiliki oleh gamer (sultan) yang ingin meningkatkan PC rig mereka.

Jika Anda tidak mau direpotkan untuk merakit PC RTX 30xx Anda sendiri, Aurora R11 dari Alienware ini bisa menjadi pilihan. Baru-baru ini perusahaan mengumumkan pembaruan untuk PC gaming Aurora R11. Mereka memberikan tawaran kepada konsumen dengan kartu grafis terbaru NVIDIA ini.

Aurora R11 hadir dalam pilihan NVIDIA RTX 3080 atau RTX 3090. Pihak Alienware meng-klaim bahwa pendinginan PC ini telah “direkayasa secara khusus” dan juga manajemen termal yang lebih baik. Selain itu, pembelian paket ini juga akan mendapat salinan gratis gim Watch Dogs: Legion.

Sumber
Techradar

Read More

Netflix Umumkan Seri Animasi Resident Evil Baru

Jika Anda adalah penggemar franchise Resident Evil, kabar ini mungkin cukup menggembirakan. Baru-baru ini Netflix mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan serial animasi baru dari franchise tersebut dengan judul, Resident Evil: Infinite Darkness. Rencananya, Netflix akan menayangkannya pada tahun 2021, eksklusif untuk platform streaming.

“Ini akan menjadi seri aksi horor berdasarkan cerita dari dua karakter populer, Leon S. Kennedy dan Claire Redfield. Dengan menambahkan ketegangan ke dalam adegan aksi yang dinamis, seri ini akan mengungkap dunia Resident Evil yang tidak seperti yang pernah terlihat sebelumnya.”

Serial animasi Resident Evil ini sendiri bukan pertama kali ada. Sebelumnya sudah ada Resident Evil: Vendetta yang dirilis pada tahun 2017 silam. Namun, Netflix memberikan jaminan bahwa animasi CGI kali ini akan lebih baik karena teknologi animasi telah lebih maju dan berkembang.

Trailer teaser sebenarnya terlihat cukup bagus dan tampak seperti cutscene sinematik yang diambil dari game. Netflix memang berpengalaman mengadaptasi video game menjadi serial animasi dan meraih kesuksesan besar, seperti serial Castlevania. Mereka juga sukses membuat serial live-action di video game seperti The Witcher.

Sumber
Netflix

Read More

Preorder untuk Kamera Zeiss ZX1 Dibuka

Zeiss adalah nama yang mungkin sudah Anda kenal sebagai produsen dengan spesialisasi lensa kamera. Kita sering melihat nama lensa ini pada produk kamera Sony. Namun pada 2018 lalu, perusahaan mengumumkan akan memproduksi kamera saku pertamanya sendiri, ZX1.

Butuh waktu dua tahun sejak diumumkan, Zeiss akhirnya membuka pre-order untuk produk kamera mereka. Peluncuran ini turut meramaikan jagat produk kamera digital compact kelas atas, di mana sudah bersliweran pula merk pemain lama, seperti Nikon dan Canon. Jika Anda tertarik, produk ini dibanderol dengan harga 6000 dollar.

ZX1 akan menampilkan sensor full-frame baru yang dirancang sendiri oleh perusahaan. Ini adalah kamera lensa tetap dengan spesifikasi lensa 35mm Zeiss Distagon f / 2. Autofokus 255 area, dan layar 4,3 inci di bagian belakang. Salah satu fitur uniknya adalah ia dapat menjalankan versi lengkap aplikasi Adobe Lightroom CC langsung pada kameranya.

Sumber
Engadget

Read More

Finland Uses COVID-19 Tracking Dogs at Airports

Dogs are animals that are commonly used at border checkpoints or airports. Usually, these dogs are trained to be able to sniff out drugs and other illegal substances. Recently, dogs have also been used to sniff out diseases in humans, such as the corona virus.

Yep, this is believed by the Finnish researchers. Based on preliminary tests, the dogs were able to sniff out the Covid-19 virus in humans with "almost 100%" accuracy, even if the person is not showing any symptoms. At least this is the claim of the Finnish researchers.

When a dog thinks that someone has a virus, it will scream, scratch on the ground, or lie down. After that, the officer will give a PCR test to the suspected person to verify further. This trial was carried out at four airports, including Helsinki, the largest airport.

The idea of using dogs is also not new. In July, dogs in Spain were similarly trained. It is currently unclear what a dog can smell to see an indication of the presence of the coronavirus in a person. It is thought that the cause is sweat, which may smell different from people without the virus.

Read More

Finlandia Gunakan Anjing Pelacak COVID-19 di Bandara

Anjing merupakan hewan yang lumrah digunakan pada pos-pos pemeriksaan perbatasan atau bandara. Biasanya, anjing ini dilatih agar dapat mengendus obat-obatan dan zat ilegal lainnya. Baru-baru ini, anjing juga digunakan untuk mengendus penyakit pada manusia, seperti virus corona.

Yap, hal ini dipercaya oleh para peneliti Finlandia. Berdasarkan tes pendahuluan, anjing-anjing tersebut mampu mengendus virus Covid-19 pada manusia dengan akurasi “hampir 100%”, bahkan jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun. Paling tidak ini klaim dari para peneliti Finlandia tersebut.

Ketika seekor anjing mengira bahwa seseorang terkena virus, ia akan berteriak, mengais di tanah, atau berbaring. Setelah itu, petugas akan memberikan tes PCR kepada orang yang dicurigai untuk memverifikasi lebih lanjut. Uji coba ini dilakukan di empat bandara, di antaranya adalah Helsinki, bandara terbesar.

Ide menggunakan anjing juga bukan merupakan hal baru. Pada bulan Juli lalu, anjing di Spanyol juga dilatih serupa. Saat ini tidak jelas apa yang bisa dicium oleh anjing untuk melihat indikasi keberadaan virus corona pada seseorang. Diperkirakan, penyebabnya adalah keringat, di mana baunya mungkin berbeda dari orang tanpa virus.

Sumber:
The Guardian

Read More