Sebuah mobil Ferrari dapat melaju lebih cepat daripada truk 18 roda. Hal ini dapat kita analogikan sebagai clock speed pada prosesor. Sayangnya, dalam dunia komputansi, clock speed bukan satu-satunya faktor penting.
Ferrari dapat mengangkut satu boks dalam jarak sekian km dengan sangat cepat, jika dibandingkan dengan sebuah truk. Namun, truk 18 roda dapat memuat muatan 3000 box lebih banyak untuk jarak yang sama ketimbang Ferrari. Hal ini akan berujung pada kesimpulan bahwa truk akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat ketimbang Ferrari.
Begitu juga pada teknologi prosesor. Prosesor Intel dengan clock speed 5GHz dan 4 core akan melakukan pekerjaan yang lebih sedikit, daripada prosesor AMD dengan clock speed 3 GHz yang memiliki core sebanyak 16. Pengembangan perangkat lunak sekarang ini sudah mulai memanfaatkan teknologi core pada prosesor.
Berbeda dalam pengembangan untuk perangkat lunak game. Sejauh ini, perangkat lunak game (sebagian besar) hanya memanfaatkan teknologi dengan core yang sedikit. Untuk game yang hanya menggunakan 4 core CPU, prosesor Intel quad core berkecepatan 5.1GHz sudah terhitung istimewa. Sebaliknya untuk prosesor AMD 3900XT berkecepatan 4,7 GHz dan 12 core, akan kalah performanya karena game hanya memanfaatkan teknologi 4 core.
Saat ini Unreal Engine, salah satu engine dasar dalam pengembangan perangkat lunak game, masih memanfaatkan teknologi core yang sedikit. Padahal, ada juga engine game lainnya yang mampu memanfaatkan core pada prosesor lebih banyak, seperti Xenko Game Engine.
Sayangnya, saat ini Unreal Engine merupakan platform terpopuler dalam pengembangan game. Hal ini berdampak pada banyaknya produk game yang dihasilkan hanya memanfaatkan core prosesor yang sedikit. Namun, di masa mendatang hal ini pastinya akan berbeda.
Ini karena survey hardware di Steam (sampai Agustus 2020) menunjukkan bahwa banyak gamer yang mulai memakai hardware dengan prosesor yang memiliki core banyak. Hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan para developer game untuk mulai memanfaatkan hal tersebut.