Tahukah Anda bahwa Microsoft memiliki layanan pencarian situs di internet milik mereka sendiri. Yap, Bing adalah layanan pencarian Google ala Microsoft. Bing sepertinya kurang populer di kalangan warganet Indonesia dan dunia.
Lalu, mengapa Microsoft masih menyediakan layanan gratis tersebut bagi masyarakat luas? Memberikan servis cuma-cuma tersebut tentunya membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, apalagi untuk layanan sekelas mesin pencari.
Dibutuhkan spesifikasi server tinggi dengan skala luas dan kapasitas penyimpanan harddisk yang super besar. Belum lagi biaya pemrogram yang harus memelihara keberlangsungan dari segi perangkat lunak. Pengeluaran lain yang cukup besar adalah, biaya listrik 24 jam terus menerus dan kebutuhan ruang khusus bagi server.
Kembali ke judul dari tulisan ini, Mengapa Microsoft masih menyediakan layanan Bing bagi para penggunanya? Jawabannya adalah Bing memberikan kontribusi keuntungan bagi Microsoft hingga sebesar $1,5 miliar (melalui Bing Ads). Penghasilan ini lebih banyak daripada apa yang dapat dihasilkan Microsoft dari penjualan produk Microsoft Surface.
Sudah pasti Microsoft tetap melanjutkan proyek Bing. Angka tersebut juga melebihi dari apa yang dapat dihasilkan oleh perusahaan teknologi lain seperti Dropbox, Gopro, dan Spotify (dalam setahun). Microsoft berbisnis (Bing) untuk menghasilkan uang, bukan untuk menjadi pemimpin pasar (meskipun Anda cenderung menghasilkan lebih banyak uang jika Anda adalah pemimpinnya). Jadi jelas, Bing menghasilkan banyak uang bagi Microsoft.
Dalam kasus lain, seperti Sistem Operasi Linux, bahkan tidak ada motif keuntungan yang didapat dari pengembangan distro Linux. Orang yang mengembangkannya hanya ingin membangun ekosistem OS desktop yang lebih baik. Fakta bahwa mereka bukan OS desktop paling populer tidak memengaruhi hal itu.