Tampaknya HP berusaha menaikkan jumlah omzet dengan cara meningkatkan tingkat penjualan tinta orisinal milik mereka. Ini terlihat dari taktik mereka yang secara diam-diam mengupgrade firmware printer pengguna. Efek dari pembaruan diam-diam firmware ini adalah membuat printer tidak bisa mendeteksi catridge lain dari pihak ketiga.
Beberapa printer yang terdampak oleh pembaruan firmware ini adalah HP OfficeJet, OfficeJet Pro, dan OfficeJet Pro X. Pihak dari HP sendiri menyatakan bahwa update ini bertujuan untuk melindungi inovasi dan kekayaan intelektual mereka. Namun di balik itu semua, kita tahu bahwa harga catridge orisinil sendiri bisa menyamai harga baru dari printer barunya.
Sebuah perusahaan manufaktur tinta asal Belanda, 123inkt, menyatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari 1.000 komplain dalam sehari akibat pembaruan tersebut. Walau begitu, mereka juga menyatakan bahwa beberapa catridge refill (isi ulang) masih bisa berfungsi. Semuanya berasal dari pelanggan yang mengeluhkan bahwa catridge menjadi tidak berfungsi.
Tahun 2016 memang menunjukkan bahwa pendapatan HP menurun. Mereka bergantung pada pendapatan dari segi penjualan tinta (67% dari total income). Sementara itu, penjualan printer juga menurun hingga 14% dibanding tahun 2015. Yang jelas, HP gagal meperkirakan trend sekarang di mana orang semakin jarang mengeprint dan beralih sepenuhnya ke metode digital.
Yang pasti, strategi HP “menyabotase” pengguna dengan trik tersebut mungkin saja dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Namun yang jelas, orang-orang akan mengingatnya dan hal ini akan makin berdampak buruk bagi bisnis mereka ke depannya.
Sumber:
http://www.bbc.com/news/technology-37408173