Kementrian Ilmu Pengetahuan, ICT, dan Perencanaan Masa Depan Korea Selatan baru-baru ini menerbitkan regulasi untuk membatasi para produsen smartphone menyematkan bloatware dalam berbagai handheld yang mereka jual ke pasaran.
Aturan tersebut akan diterapkan mulai April 2014 mendatang kepada para pembuat device dan penyedia jasa koneksi internet. Jika mereka memberikan berbagai bloatware kepada device yang telah dibuat, pengguna harus memiliki opsi untuk bisa membuang (uninstall) berbagai bloatware yang diberikan.
Bloatware jika diibaratkan merupakan software bawaan vendor yang otomatis terinstall pada smartphone. Tidak semua pengguna membutuhkan berbagai software tersebut, dan terkadang hanya memenuhi ruang penyimpanan Anda.
Beberapa bloatware yang biasa diberikan adalah pemutar musik, editor teks, paket-paket keamanan yang tidak kita mengerti, dan lainnya. Tak jarang bloatware ini dapat menghabiskan separuh dari kapasitas penyimpanan smartphone Anda.
Menristek Korsel beranggapan pemberian bloatware ini menyebabkan situasi abnormal kepada para pengguna, baik itu dari segi kenyamanan mengenai storage yang mereka punya dan persaingan yang tidak sehat di antara para vendor smartphone. Mereka meminta agar produsen hanya memberikan software yang benar-benar penting dan dibutuhkan oleh pengguna, seperti akses WiFi, NFC, dan akses ke market.
Baca lebih lanjut:
http://news.cnet.com/8301-1035_3-57617723-94/south-korea-to-banish-bloatware-from-smartphones/