Beberapa laptop terkini, biasanya dari seri Ultrabook Intel sudah menggunakan harddisk tipe SSD sebagai media penyimpanannya. Ciri khas laptop dengan harddisk SSD adalah ukurannya yang tidak terlalu besar, di kisaran 120GB s.d. 320GB. Adapun harddisk konvensional ukurannya bisa mencapai satu atau dua TB.
Selain dipersoalan kapasitas, harddisk tipe SSD biasanya berharga mahal. Laptop tipe Ultrabook Intel saja bisa mencapai $1000 ke atas. Namun dibalik harga yang mahal, harddisk tipe SSD memiliki akses baca jauh lebih cepat ketimbang harddisk SATA pada umumnya. Kurang lebih hanya butuh waktu 20 detik agar komputer menyala, ketimbang harddisk konvensional yang bisa mencapai hampir 1 menit.
Selain pembacaan yang lebih baik, SSD lebih irit dalam hal penggunaan energi listrik pada saat proses pembacaan/penulisan harddisk. Itu sebabnya SSD favorit digunakan untuk perangkat mobile, yang membutuhkan efisiensi penggunaan tenaga listrik dalam operasionalnya.
Tapi, tahukah Anda bahwa harddisk SSD memiliki cara perawatan yang berbeda dengan harddisk konvensional. Tentunya Anda pernah mengenal istilah defrag dan wipe dalam merawat harddisk, namun hal tersebut tidak berlaku untuk SSD. Ia memiliki cara tersendiri dalam proses perawatannya, semenjak teknologi yang digunakan keduanya jauh berbeda.
Berikut ini kami jabarkan lebih lanjut mengenai cara merawat harddisk SSD.
- Jangan defrag harddisk SSD.
Anda disarankan tidak mendefrag harddisk karena sektor penyimpanan harddisk SSD memiliki batasan dalam proses penulisan. Proses defrag membuat harddisk melakukan proses baca tulis yang konstan karena mengakses file di berbagai wilayah harddisk untuk ditata ke tempat lain. Selain itu, harddisk SSD tidak menggunakan head mekanik dalam proses pembacaan sehingga proses defrag menjadi percuma. - Jangan Wipe harddisk SSD.
Sistem operasi terkini (Windows 7+, Mac OS X 10.6.8+ , dan Linux Kernel 2.6.28+) menggunakan teknologi TRIM yang memungkinkan file langsung terhapus dari harddisk. Adapun Vista dan XP belum menggunakan teknologi TRIM sehingga proses Wipe dibutuhkan agar data yang dihapus tidak dapat dikembalikan ulang (recovery). - Jangan gunakan OS yang tidak mendukung TRIM (WinXP – Vista).
Teknologi TRIM memungkinkan proses penghapusan file dilakukan tanpa meninggalkan jejak. Tidak seperti harddisk konvensional yang masih bisa me-restore file yang dihapus sebelum sektor harddisk ditulis ulang (timpa) atau disengaja lewat proses Wipe. Tanpa teknologi TRIM, harddisk SSD harus melakukan proses pengosongan sektor sebelum mengisi ke area harddisk, ini menyebabkan harddisk bekerja lebih banyak dan bisa menghambat performa. - Jangan terlalu penuh mengisi harddisk.
Ketika harddisk SSD memiliki ruang kosong yang banyak, proses penulisan akan berlangsung cepat karena data langsung ditulis ke area blok yang kosong. Jika harddisk lumayan terisi, blok kosong yang tersedia sudah terpakai oleh sebagian file yang lain. Pada praktik penulisan data, SSD harus membaca blok yang sudah terisi sebagian tadi kemudian menulis ulang ke dalam cache, sebelum akhirnya mengisi blok data sebagian tersebut dengan data baru. Hasil penelitian Anandtech menyarankan agar penggunaan maksimal harddisk SSD tidak melebihi 75% dari kapasitasnya. - Jangan menulis secara konstant
Harddisk SSD ideal untuk meletakkan file-file sistem operasi, karena proses pengaksesan yang sering dan dibutuhkan segera. Untuk koleksi lagu, film, dan foto-foto, baiknya Anda tetap menggunakan harddisk konvensional karena kecepatan tidak dibutuhkan untuk membuka file-file ini.
Sumber:
http://www.howtogeek.com/165472/6-things-you-shouldnt-do-with-solid-state-drives/