Pada tanggal 3 Desember lalu, teknologi layanan pesan singkat atau biasa disebut SMS (short message service) genap berusia 21.
Bermula ketika Neil Papworth mengirimkan SMS pertama di tahun 1992 kepada rekan kuliahnya yang sedang merayakan Natal. Pesan tersebut dikirim dari komputernya di Vodafone, Newbury.
Saat itu, ia harus mengetik pesan via komputer karena handphone belum memiliki interface keypad (teknologi HP dengan keypad baru ada di tahun 1997). SMS itu diterima oleh Richard Jarvis, direktur teknis perusahaan, melalui telepon seluler Orbitel 901 di jaringan Vodafone, berisi pesan ‘Merry Christmas’.
Selanjutnya bisa ditebak, teknologi SMS menjadi vital dan berbagai aktifitas manusia banyak yang melibatkan teknologi SMS ini. Mulai dari situasi pekerjaan serius seputar transaksi bisnis, komunikasi keluarga, hingga melamar nikah, semua dilakukan lewat SMS.
Kini, tampaknya teknologi SMS mendekati masa akhirnya. Semua karena telah tersedianya layanan lain yang lebih murah dan cakupan yang lebih luas. Yap, teknologi internet messenger telah menggeser SMS untuk urusan komunikasi teks. Istilah chatting juga semakin ngetrend berkat maraknya penggunaan IM.
Walau bagaimanapun, SMS tetap digunakan sebagai sarana favorit di Indonesia. Belum meratanya infrastruktur internet serta pengguna telepon seluler yang mendukung teknologi internet menyebabkan teknologi SMS masih awet di Indonesia. Hal ini juga ditambah oleh promo operator yang memberikan diskon gila-gilaan, berupa paket SMS hingga ribuan.
SMS mungkin semakin dipinggirkan oleh warga dunia, namun teknologi SMS ternyata masih relevan di Indonesia. Hal ini menambah daftar teknologi “jadul” yang masih relevan di Indonesia, sebagaimana pernah kami tulis sebelumnya di sini.