Sebagaimana kita ketahui bersama, baru-baru ini Samsung meluncurkan demo sistem operasi (OS) Tizen. OS kreasi mereka sendiri tersebut diberi kode nama magnolia, yang kini sudah mencapai versi 2.0. Proyek Tizen merupakan pengembangan dari Meego, walau tidak bisa dibilang kelanjutan, dan beberapa kombinasi dari Bada OS dengan penggunaan teknologi HTML5 secara intens. Sama seperti Android, Tizen berdiri di atas kernel Linux dan didukung oleh Intel dalam pengembangannya.
Mengapa Tizen? Bukankah Android dan Samsung merupakan icon kesuksesan luar biasa, dengan proyek Galaxy dan berbagai variannya? Samsung Galaxy Sebuah pencapaian yang mampu menggoyang dominasi Nokia dan iPhone di segmen pasar ponsel cerdas. Tizen seperti proyek sampingan Samsung dan hal ini tentunya mengerenyitkan dahi orang banyak.
Tizen merupakan rencana cadangan Samsung, sebuah “plan B” untuk menghindar dari serangan partner mesra mereka sekarang ini, Google. Baru-baru ini, Torsten Grote mengatakan bahwa SDK Android tidak lagi termasuk dalam kategori free software (open source). Hal yang dipersoalkan terlihat pada lisensi penggunaan dari SDK Android yang dapat Anda baca lebih lanjut di alamat berikut.
Ketika mendownload SDK Android, Anda akan diberi pernyataan oleh Google. "In order to use the SDK, you must first agree to this License Agreement. You may not use the SDK if you do not accept this License Agreement."
. Pernyataan tersebut jelas melanggar pasal nomor 0 dari free software bahwa penggunaan software dengan lisensi free software tidak boleh dibatasi untuk berbagai tujuan.
Anda boleh saja mengatakan bahwa semenjak software tersebut gratis, sah-sah saja Google melakukan hal tersebut, yang penting Anda dapat mengutilisasi SDK Android dan membuat berbagai program. Namun bagi perusahaan sekelas Samsung, lisensi di luar dari prinsip Free Software jelas menjadi ancaman. Google (mungkin) bisa saja menuntut denda kepada Samsung untuk tiap ponsel Android yang telah mereka jual.
Tizen adalah rencana cadangan Samsung, namun tidak dianaktirikan. Samsung menargetkan beberapa perangkat, seperti Mobile & PC, tablets, notebooks, smartphones, GPS smartnav, In-vehicle infotainment, dan Smart TV menggunakan Tizen. Aplikasi Android bahkan dapat dijalankan oleh Tizen dengan teknologi OpenMobile’s Application Compatibility Layer (ACL).
Bagi Anda para developer Android, tidak perlu berkecil hati dengan lisensi SDK Google yang tidak lagi open source tersebut. Beberapa developer meracik ulang SDK Android dengan nama Replicant dan penggunaannya kompatibel dengan lisensi Free Software. Bagi Anda yang ingin mencoba SDK Replicant, Anda dapat mengunjungi situs mereka di alamat http://replicant.us/.