Situs Presiden SBY (presidensby.info) baru-baru ini diretas (di-hack) oleh seorang “bocah” yang berprofesi sebagai penjaga warnet. Kejadian tersebut makin mencoreng muka pemerintah, sekaligus menambah catatan negatif pemerintahan republik ini. Wildan, sang peretas, diancam hukuman hingga maksimal 12 tahun penjara.
Over-reaktif atau apalah, reaksi pemerintah terhadap kejadian ini justru memperparah citra mereka sendiri. Penetapan ancaman hukuman 12 tahun untuk seorang Wildan sangat ironis, manakala penetapan kasus untuk para koruptor hanya 2-5 tahun saja, itu pun setelah melalui peradilan yang melelahkan dan berliku.
Anonymous bereaksi dengan menyerang berbagai situs pemerintahan dengan domain berakhiran go.id. Memperpanjang polemik yang berkelanjutan di masyarakat. Di sini sebelum kita berbicara mengenai benar salah atau norma hukum, kita harus tahu beberapa pangkal permasalahan, termasuk istilah hacker itu sendiri.
Yang dilakukan oleh Wildan jelas merupakan pelanggaran hukum. Istilah hacker mulanya digunakan untuk kegiatan yang positif, yakni menganalisis suatu sistem guna mengetahui lubang di dalamnya. Hacker yang menemukan lubang kemudian memberitahu dengan cara yang etis dikatakan sebagai white hat hacker.
Apa yang dilakukan Wildan merupakan kegiatan yang negatif (black hat hacker), dalam artian merusak. Halaman depan website langsung dirubah, memberitahu kepada admin secara “kasar” bahwa mereka punya lubang. Kegiatan tersebut mereduksi istilah hacker karena hanya merusak sistem website dan memasang signature mereka.
Bagaimana cara memberitahu yang etis? Cukup beri email kepada admin suatu sistem, dalam hal ini admin si pembuat website. Katakan kepadanya bahwa Anda memiliki celah dalam sistem website Anda pada bagian ini/itu dan Anda disarankan untuk memperbaikinya.
Jika tidak ditanggapi, atau malah menanggapi secara negatif, cara yang “agak nakal” biasanya dengan menyelipkan halaman yang di hack di bagian belakang (tidak di halaman muka website) atau di bagian footer, sehingga tidak merusak secara langsung website. Cara ini dinilai lebih beretika dan halus.
Saya sendiri melihat apa yang dilakukan Wildan hanya sekedar show-off (terlepas dari apa yang ia lakukan juga menunjukkan kelemahan suatu sistem) dan ia layak mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Namun mengingat ketimpangan penetapan hukuman untuk koruptor dan seorang Wildan di negeri ini, putusan tersebut terasa menjijikkan.
Wajar saja jika belakangan muncullah reaksi lanjutan dari anonymous yang menyerang berbagai situs pemerintahan.