Para web developer biasanya tidak hanya menawarkan jasa pembuatan website yang menarik, tapi mudah juga dikelola. Dengan teknologi CMS, pengelolaan website menjadi mudah, bahkan untuk pengguna akhir sekali pun karena berbasis tampilan grafis.
Namun yang menjadi pertanyaan utama adalah, CMS apa yang kita pilih untuk website kita. Apakah CMS free open source, atau CMS dengan lisensi khusus? Berikut ini kami berikan tips bagi Anda mengenai penggunaan seputar masing-masing CMS tersebut.
CMS Open source biasanya ada banyak orang yang bekerja di balik software tersebut. Individu-individu tersebut membuat kode CMS semakin solid dan software mudah digunakan. Tersedia dokumentasi yang baik, dan banyak orang menulis “how-to” di website. Banyak update yang diberikan secara reguler oleh pengembang.
Namun, karena kepopuleran dari CMS dengan sistem source terbuka, banyak orang yang sangat mengerti dengan seluk beluk kode CMS tersebut. Tentunya ini beresiko tinggi untuk dihack, sehingga Anda harus mempersiapkan dan menganalisa seluk beluk CMS situs Anda, terutama keamanannya.
CMS dengan source tertutup biasanya lebih baik dalam hal dukungan dan keamanan karena kode tidak dilampirkan. Memang bukan berarti lebih baik untuk soal keamanan, tapi Anda tidak akan dipusingkan dengan persoalan mengamankan situs Anda. Adanya dukungan dari pengembang akan memudahkan Anda membantu pengembangan pengelolaan situs Anda.
Kelemahannya tentu saja harga yang harus ditebus. Beberapa fitur bahkan harus dikenakan biaya lagi jika Anda ingin menggunakannya. Pengembang biasanya hanya tim kecil, bukan komunitas luas layaknya opensource. Ada resiko projek tidak dilanjutkan, karena bukan pekerjaan komunitas, bangkrut atau alasan lain.