Pada tanggal 10 Oktober kemarin, Mozilla telah merilis versi termutahir browser mereka, yakni Mozilla Firefox 16. Beberapa saat setelah dirilis, Mozilla membatalkan lagi versi tersebut karena ditemukan adanya celah lubang keamanan. Berita ini tentunya memberikan citra yang kurang baik bagi Firefox.
Mozilla justru lebih menekankan kepada pengalaman berselancar pengguna, ketimbang citra mereka yang jelek karena merilis produk yang dianggap “tidak aman”. So daripada sok bersih mengatakan barang mereka bagus, Mozilla lebih memilih mengatakan bahwa ada cacat vulnerability pada browser dan disarankan pengguna jangan mengupgrade dulu.
Vulnerability (celah keamanan) tersebut memungkinkan hacker jahat untuk melihat sejarah aktivitas browsing pengguna, sehingga versi 15.0.1 kembali dinyatakan versi terakhir. Di sini terlihat bagaimana kehebatan produk dengan mekanisme pengembangan kode terlampir (open source).
Begitu suatu produk dirilis, komunitas yang menggunakan dapat langsung mereview produk tersebut, kemudian mensubmit kesalahan/cacat yang ada pada produk tersebut. Perbaikan dan pengembangan dapat dilakukan oleh komunitas yang ada di seluruh dunia. Bayangkan, sebuah mekanisme gotong royong dengan level internasional.
Sehari berselang, patch langsung dikeluarkan. Browser Firefox versi 16 diubah menjadi versi 16.0.1, dengan jaminan dari Firefox bahwa produk ini sudah fix. Segera update browser Anda untuk mendapat berbagai fitur terkini dari Firefox.
Bacaan lanjutan:
https://blog.mozilla.org/security/2012/10/10/security-vulnerability-in-firefox-16/