Asus membuat produk tablet berbasis OS Android dengan dock keyboard yang dapat membuatnya secara instan berubah menjadi netbook.
Di sini konsumen dimanjakan dengan interface ganda yang ditawarkan oleh produk Asus. Produk tersebut sebagaimana kita kenal, diberi nama Asus Transformer Prime.
Sebelumnya lagi, kita mengenal film Hollywood dengan kecanggihan teknologi digital mengisahkan Alien dari luar angkasa dalam bentuk Robot yang memiliki DNA. Robot tersebut dapat berubah menjadi bentuk mesin apa saja, namun utamanya selalu dalam bentuk mobil. Film tersebut kita kenal Transformer.
Baru-baru ini Hasbro sebagai produsen merchandise dari film Transformer menuntut Asus atas penggunaan nama Transformer bagi produk mereka. Menurut mereka, kata “Transformer” dan “Prime” adalah kata yang diperuntukkan bagi merchandise film Transformer dan tokoh utama di dalamnya, Optimus Prime.
Asus berkelit dengan mengatakan bahwa kata “Transformer” dan “Prime” merupakan kata yang umum digunakan sehari-hari. Kata tersebut sama saja dengan play (main) dan player (pemain), atau work (kerja) dan worker (pekerja). Begitu juga untuk kata transform (berubah) dan transformer (perubah). Dalam hal ini, siapa yang salah?
Anda mungkin bisa saja mengatakan bahwa Hasbro rakus dan serakah dengan menuntut Asus dan meminta sejumlah kompensasi. Namun, jelas Asus mendompleng popularitas dari film Transformer yang memang cukup booming. Pilihan kata Transformer dan Prime jelas memiliki magnet yang mengasosiasikan pembelinya pada film Transformer.
Di sini diperlukannya patent. Patent digunakan untuk melindungi produk, bukan untuk tetap memegang dominasi ala patent Microsoft. Atau perang patent konyol antara Apple dan Google melalui interface penggunaan di produk masing-masing.
Tapi, tentu saja semuanya kembali kepada opini masing-masing. Jadi, bagaimana pendapat Anda mengenai perseteruan antara keduanya?